https://www.its.ac.id/news/2024/05/05/people-pleaser-upaya-semu-menyenangkan-semua-orang
Tulisan kali ini akan membahas tentang People Pleaser. Sikap
ini merupakan kebalikan dari Self-Love yang telah dibahas pada artikel
sebelumnya. Dalam pembahasan ini, kita akan melihat dan memahami definisi, ciri
atau karakteristiknya, serta cara menghindari sikap tersebut.
People Pleaser adalah
seseorang yang memiliki kecenderungan kuat untuk menyenangkan orang lain, seringkali
dengan mengorbankan kebutuhan dan keinginan diri sendiri. Mereka cenderung
sulit menolak permintaan, bahkan jika itu merugikan mereka, karena takut akan
penolakan, konflik, atau mengecewakan orang lain. Meskipun terlihat baik
hati, people pleaser seringkali mengalami stres, kecemasan, dan
kelelahan karena terus-menerus berusaha memenuhi harapan orang lain.
Menurut definisi lain, People Pleaser adalah orang-orang
yang selalu ingin menyenangkan orang lain, menjadikan orang lain sebagai tujuan
atau pusat hidupnya, sehingga bahkan mengorbankan Kebahagiaan sendiri untuk
orang lain, karena menganggap diri sendiri bukan perioritas utama. Mereka
menganggap nilai dirinya terletak pada pandangan baik orang lain terhadap
dirinya.
Sebenarnya people pleaser adalah julukan informal yang orang
gunakan untuk menggambarkan berbagai perilaku, seperti mau mengerjakan
pekerjaan orang lain untuk membuat orang tersebut senang, atau berkata-kata
manis untuk menyenangkan orang lain.
Beberapa ciri umum dari people pleaser ini adalah: selalu
menyenangkan orang lain, menyetujui apapun pendapat/keinginan/permintaan orang
lain, kuatir mengecewakan/membuat orang marah, mengabaikan pendapat/kenyamanan
pribadi, tidak memiliki banyak waktu luang untuk diri sendiri, membutuhkan
pujian untuk merasa berharga, merasa bertanggung jawab atas perasaan orang
lain, dan selalu menghindari konflik.
Gambaran seseorang yang mempunyai sikap people pleaser ini
biasanya sering bertanya pada dirinya sendiri tentang hal-hal tertentu
misalnya: What will they think?, What if I say no?, Will we still be
friends?, Will they get mad?, dan I wish I could say no. Apabila
dalam bahasa yang kita kenal, tipe people pleaser sering
memanifestasikan sikapnya dengan budaya ewuh pakewuh, budaya sungkan,
budaya yes-man, dan budaya asal bapak senang.
Sebagian orang sering beranggapan bahwa sikap people pleaser
memiliki makna yang sama dengan sikap altruistis. Padahal, keduanya
sangat berbeda, meskipun sekilas terlihat memiliki tujuan yang sama, yaitu
membantu orang lain. Namun, terdapat perbedaan mendasar di antara keduanya.
Mari kita pahami perbedaan tersebut dengan benar.
People pleaser adalah membantu
orang lain dengan harapan mendapat balasan seperti yang diinginkan, baik itu
sifatnya materi atau finansial ataupun kehormatan dan pengakuan. Sedangkan Altruistis
adalah membantu orang lain dengan tidak mengharapkan balasan apapun. Beberapa
sikap yang termasuk Altruistis adalah spiritualists, true-friendship,
family/parents, dan heroes. Dalam people pleaser mengharapkan
balasan, sedangkan pada altruis tidak mengharapkan balasan apapun
(ikhlas).
Dengan kata lain, people pleaser berupa inner directed
yaitu menyenangkan orang lain agar ia dianggap baik, atau untuk menjaga image
baiknya. Sementara altruistis berupa outer directed yaitu demi
orang lain di luar dirinya. Sudah pahamkan Anda mengenai perbedaan keduanya?
Beberapa penyebab people pleaser ini di antaranya adalah
ketakutan/kekhawatiran, mental rendah diri atau tidak percaya diri, mengikuti sistem
sosial yang salah, ketergantungan kepada orang lain secara berlebihan, efek
dari lelah lahir batin, sikap self hatred, sering merasa dimanfaatkan,
tidak mampu memperbaiki situasi, dan pernah mengecewakan orang lain.
Bagaimana jika sikap people pleaser tanpa disadari telah
melekat pada diri kita? Apa yang harus dilakukan? Tentu ada banyak cara untuk
menghilangkan sikap tersebut. Saya akan memberikan beberapa langkah agar kita
tidak menjadi “alat” bagi orang lain. Adapun cara-cara tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Tetapkan Batasmu
Buatlah prioritas
hidup, baik itu berupa nilai, tujuan, atau keyakinan kamu. Tetapkan batasan kamu
berdasarkan prioritas kamu.
2.
Ambil Waktu
Karena kamu
telah menentukan batasanmu, kamu tahu apakah akan menerima permintaan orang
lain atau tidak. Jika kamu ragu apakah bantuan itu masih dalam batas kemampuan
kamu atau tidak, mintalah waktu untuk berpikir.
3.
Batasi Penawaran
Misalkan kamu setuju untuk melakukan sesuatu, kamu dapat membatasai penawaran kamu. Membatasi penawaran kamu tidak hanya membuat kamu lebih tegas tetapi juga membatasi jumlah pekerjaan yang harus kamu lakukan.
4.
Belajar Mengatakan Tidak
Jika kamu
merasa bantuan itu bertentangan dengan nilai, kamu katakan “tidak” kepada
pemohon. Berikan alasan yang valid dan relevan untuk pernyataan “tidak”, agar
kamu mudah menyampaikannya kepada pemohon.
5.
Nyatakan Preferensimu
Ekspresikan preferensi atau pendapat
kamu dengan jujur. Meski tidak berarti mengabaikan preferensi orang lain dan
memaksakan preferensimu sendiri. Nyatakan saja posisi kamu, dan biarkan diskusi
yang bersahabat atau mufakat untuk menentukan hasilnya.
Kelima cara di atas tidak mungkin terjadi apabila kita tidak berani
memulainya hari ini. Jika tidak segera dimulai dari sekarang, ditambah dengan
keberanian yang besar, maka selamanya kita akan menjadi people pleaser.
Tentunya, orang lain akan mengenal kita dengan label sebagai orang yang mudah
dimanfaatkan dalam segala urusan, termasuk urusan pekerjaan.
Saya akan menuliskan beberapa kata bijak, agar kita dapat
meyakinkan diri dan terlepas dari sifat people pleaser. Silakan Anda
pahami keseluruhan arti dari kalimat-kalimat bijak tersebut.
a.
Saat kamu katakan “Ya” kepada orang lain, pastikan engkau tidak berkata
“Tidak” kepada dirimu sendiri. (Paulo Coehlo).
b. Pedulikan pikiran orang lain, dan engkau akan selalu menjadi tawanan mereka. (Lao Tzu).
c.
Ketika seseorang percaya diri, ia tidak akan berusaha meyakinkan orang
lain. Ketika seseorang nyaman dengan dirinya, ia tidak memerlukan persetujuan
orang lain. Ketika seseorang menerima dirinya, seluruh dunia akan menerimanya.
(Lao Tzu).
d. Kalau engkau mencoba menyenangkan semua orang, sebenarnya engkau
tidak menyenangkan siapapun. (Aesop).
e.
Satu-satunya jalan menghindari kritik adalah: jangan melakukan
apapun, jangan berkata apapun, dan jangan menjadi siapapun. (Aristoteles).
f.
To be yourself in a world that is constanly trying to make you
something else is the greatest accomplishment. (Ralph Waldo Emerson).
g.
You have brains in your head. You have feet in your shoes. You can steer yourself any
direction you choose. You are on your own. And you know what you know. And you
are the one who’ll decide where to go…(Dr. Seuss).
Selain kata-kata bijak di atas, ada juga beberapa kebenaran yang
memang mutlak terjadi di dunia ini. Kebenaran yang sesungguhnya nyata dan
benar-benar terjadi. Di antara fakta kebenaran itu adalah sebagai berikut:
1.
Even GOD can’t please everyone.
2.
I don’t need anyone approval to be happy
3.
What seem so important is only temporary.
4.
I only have to please one: GOD.
5.
GOD shape me to be me, not someone else.
Itulah beberapa penjelasan tentang people pleaser beserta
cara-cara untuk mengatasinya. Memang tidak mudah mengubah sikap dari A menjadi
B, karena dibutuhkan pengorbanan, perjuangan, serta dukungan dari orang-orang
yang mencintai kita. Namun, sedikit demi sedikit usaha yang dijalankan dengan
tulus dan ikhlas akan membuahkan hasil yang memuaskan. Lepaskanlah diri kita
dari segala keterikatan atau kemelekatan terhadap sesama makhluk, cukup
keterikatan ini hanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga Allah SWT memberikan
kita manfaat dan kebaikan dari tulisan ini. Aamiin Yaa Rabbal’alaamiin. (EAS).