Pada
tulisan sebelumnya saya telah membahas tentang cinta, mencintai, dicintai serta
rasa yang terkandung di dalamnya. Saat ini, saya masih membahas tentang
cinta romantik yang berhubungan dengan patah hati. Seperti yang diuraikan pada
tulisan terdahulu bahwa cinta melekat dalam hati. Oleh sebab itu tidak aneh
apabila cinta sering berbicara tentang rasa yang tentunya memengaruhi emosional
dalam jiwa pelaku cinta. Pasti terdengar subjektif, karena soal rasa dalam hati
tidak bisa di gambarkan dalam rupa atau wujud nyata.
Hampir
setiap orang pernah merasakan rasa cinta, baik itu dalam proses mencintai atau
dicintai. Terlepas dari cinta yang terbalaskan atau malah cinta yang tertolak.
Apakah semua orang yang jatuh cinta mengalami patah hati? Tentu tidak harus
selalu begitu. Tergantung kondisi kejiwaan dari orang-orang sebagai pelaku
cintanya. Kebanyakan orang patah hati karena merasa terlukai
hatinya oleh yang dicintainya, namun ada juga kondisi jiwa yang kuat dengan
mengganggap patah hati itu adalah suatu tndakan bodoh dan cengeng.
Momen
jatuh cinta adalah momen yang paling indah dalam hidup kita, apalagi cinta
pertama. Dunia terasa milik berdua, kata mereka, tahi ayam serasa coklat, bau
busuk serasa minyak kesturi. Hari-hari terasa membahagiakan, hujan petir tak
pernah jadi penghalang dikala sudah terucap janji akan bersua. Sebaliknya, putus
cinta terasa begitu menyakitkan dan melukai hati. Nafas terasa sesak. Dada
seakan meledak. Air mata terus mengalir deras. Semua orang terasa memaki akan
hubungan yang baru saja berakhir. Dan dunia seperti akan kiamat.
Memang
dunia cinta itu rumit, sulit dan membingungkan setiap pelakunya. Ada kisah yang
membahagiakan dan banyak kisah yang mengharukan, serta tidak sedikit kisah yang
menyedihkana, semua itu tercipta karena satu kata yaitu “cinta”. Ada yang baru
seminggu berkenalan besoknya mereka sudah menikah. Tapi ada juga yang sudah
tiga tahun menjalin tali kasih, tahun berikutnya mereka sudah berpisah. Semua itu
adalah rahasia Tuhan atas segala cinta yang di anugrahkan pada semua
makhluknya.
Sebagaimana
arti cinta, kita tidak mudah untuk mendefinisikan apa yang dimaksud dengan
patah hati. Persoalan semacam ini terjadi karena cinta dan patah hati lebih konsisten
menetap pada wilayah rasa. Dan kita mengetahui bahwa ranah rasa bersifat
subjektif, dan perspektifnya tergantung pengetahuan dan pengalaman pelaku cinta
itu sendiri. Karakteristik cinta dan patah hati sulit di susun dengan kata-kata
yang jelas, gamblang, dan lugas semuanya hanya berpusat pada logika manusia.
Supaya
mempunyai satu patokan yang kuat, marilah kita melihat definisi patah hati dari
KBBI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patah hati
adalah kecewa karena putus percintaan atau harapan yang gagal. Patah
hati juga bisa diartikan sebagai perasaan sangat sedih, terutama ketika
seseorang yang dicintai meninggal atau tidak mencintaimu. Patah hati merupakan
metafora umum yang digunakan untuk menjelaskan sakit emosional atau penderitaan
mendalam yang dirasakan seseorang. Patah hati bisa disebabkan oleh
berbagai hal, seperti kematian, perceraian, putus hubungan, terpisah secara
fisik, atau penolakan cinta.
Bila
memahami definisi patah hati di atas, maka kita dapat mengambil benang
merahnya. Bahwa patah hati itu akibat rasa kecewa yang mendalam karena cinta
terputuskan atau diputuskan secara sadar maupun tidak sadar. Apakah dengan
patah hati cinta itu menjadi hilang? Saya rasa cinta itu akan tetap ada, bahkan
akan lebih dalam apabila pelaku patah hati itu secara terus menerus membiarkan
dirinya terpuruk dalam kekecewaan. Semakin dia merasakan cintanya, semakin
sakit rasa patah hati itu.
Rasa
kecewa dan sedih ketika merasakan patah hati adalah suatu hal yang lumrah bagi
setiap manusia. Tidak ada yang salah dengan rasa kecewa dan rasa sedih,
menandakan kita masih dipercaya sebagai manusia yang normal. Coba bayangkan,
apabila kita sudah tidak diberi rasa senang, sakit, kecewa, tertekan, marah dan
berbagai emosi lainnya, berarti kita sudah
tidak memenuhi syarat lagi sebagai manusia. Jangankan diputuskan oleh sang
kekasih, kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pun sudah
membuat rasa kecewa yang mendalam. Mengapa demikian? Karena cinta kita pada segala
keindahan dunia dipatahkan oleh kenyataan yang pahit. Maka terjadilah apa yang
seharusnya terjadi yaitu rasa sakit dalam hati kita. Tetapi ingat sekali lagi
patah hati bukan berarti kita kehilangan rasa cinta.
Makanya
dalam melakoni kisah cinta romantik, kita harus menyadari bahwa kita punya
kendali terhadap cinta yang kita miliki namun cinta orang lain di luar kendali kita. Ketika kita mencintai, utamakan ketulusan dan keikhlasan bukan
mengandalkan unsur keterpaksaan atau keegoisan diri. Bila satu cinta dapat
hadir dan mengetuk pintu hati, cinta itu pula bisa meninggalkan dan menutup pintu
hati yang sama. Lalu yang tinggal adalah cinta kita, kenangan indah kisah
cinta, dan rasa kecewa yang diakibatkan cinta.
Bagaimana
cara mengobati patah hati? Diambil dari beberapa sumber yang saya dapatkan, jawaban
yang pertama dan utama adalah ikhlaskan semuannya. Namun sebelum hati bisa ikhlas
biasanya ada pemberontkan dalam jiwa, ada pertanyaan-pertanyaan yang menggelora
di sela-sela air mata yang mengalir. Salah satunya menyalahkan diri sendiri,
dan bertanya mengapa harus terjadi pada saya. Di proses ini mungkin bisa
berlangsung agak lama, setelahnya ada proses kesadaran untuk menerima bahwa memang semua ini harus terjadi
karena sudah takdir dari Tuhan YME. Untuk menjalani proses penerimaan ini, harus
dibantu oleh orang-orang terdekat (keluarga) untuk memberikan cinta dalam
motivasi untuk melanjutkan hidup. Apabila proses penerimaan ini gagal, maka
pelaku patah hati akan lebih parah terjatuh pada level stress atau depresi
yang menyebabkan kegilaan atau penghilangan nyawa. Lain halnya, jika proses
penerimaan itu berhasil maka pelaku patah hati akan kembali sembuh dari lukanya
dan tersenyum. Serta siap untuk menerima cinta baru yang akan mengetuk pintu
hatinya lagi. Relakan cinta yang sudah pergi dan sambutlah cinta yang akan
datang.
Pada
dasarnya, ketika kita patah hati berarti ada hati yang sedang terluka. Luka itu
yang harus disembuhkan, bukan mematikan rasa cintanya. Pahamilah orang yang
sedang patah hati tidak kehilangan apapun pada dirinya, seperti bakat, potensi,
kepintaran, kesuksesan atau nilai-nilai dalam dirinya. Namun ada yang salah dalam
ranah logika sehingga hatinya terluka. Maka kembalikanlah pada tempatnya bahwa
mencintai tidak selamanya harus memiliki, namun ketika di beri kesempatan untuk
memiliki, tidak akan selamanya dimiliki. Pastilah segala sesuatu berubah, di
dunia ini yang kekal dan abadi adalah perubahan itu sendiri. Tak mungkin kita
selamanya mencintai dan tak mungkin selamanya kita patah hati. Dunia terus
berputar, dan kita pun harus selalu ikut berputar dengan kata lain kita harus
beradaptasi mengikuti perputaran dunia ini. Kalau tidak mampu beradaptasi, kita
akan mati sisa-sia. Beberapa penyebab rasa cinta itu hilang/putus adalah kondisi sakit,
kondisi tua, dan kematian. Karena dunia dan seisinya termasuk manusia bersifat
fana atau tidak abadi.
Teruntuk
pelaku patah hati yang saat ini masih ada dalam proses pemberontakan/penyangkalan. Marilah
kita ikhlaskan semuanya. Seiring waktu luka itu akan sembuh dan wajib sembuh,
agar kita dapat melanjutkan harapan dan mimpi-mimpi indah dalam menyongsong
kesuksesan di masa mendatang. Semoga luka hati itu membukakan jalan
pertolongan dari Sang Maha Pemberi Cinta bagi kebahagiaan yang hakiki. Aamiin
YRA. (EAS)
Aamiin YRA
BalasHapus