Senin, 20 Januari 2025

Hypatia Of Alexandria

 

https://www.instagram.com/natgeoindonesia/reel/Czaa1apIRPh/?next=FkultursebihaF&hl=zh

Satu nama yang akan saya angkat dalam tulisan kali ini adalah Hypatia Of Alexandria. Mengapa saya tertarik dengan nama ini? Mari kita telusuri lebih jauh sosok luar biasa di balik nama tersebut.

Saya telah mencari beberapa referensi dan sumber terkait nama Hypatia of Alexandria (Hypatia dari Alexandria). Seperti biasa, saya tidak akan mengkaji secara mendalam ilmu-ilmu yang di ajarkan oleh beliau dalam tulisan ini. Sebaliknya, saya lebih fokus pada hikmah-hikmah dang pesan-pesan umum yang ditinggalkan oleh Hypatia.

Hypatia dari Alekxandria lahir sekitar tahun 350-415 M Mesir. Ayahnya bernama Theon, adalah seorang matematikawan dan astronom terkenal pada masanya. Hypatia belajar matematika, astronomi, dan filsafat dari ayahnya. Ia juga mempelajari filsafat Plato dan Aristoteles. Selain belajar dari ayahnya, Hypatia juga berguru kepada beberapa tokoh ternama lainnya, yaitu: Eutocius dari Ascalon (matematika), Hierocles dari Alexandria (filsafat), Plutarkhos dari Athena (filsafat), dan Isidorus dari Alexandria (filsafat dan matematika).

Hypatia dari Alexandria adalah seorang matematikawan, astronom, dan filsuf Yunani Kuno yang hidup di Alexandria, Mesir. Ia merupakan salah satu tokoh perempuan terkemuka dalam sejarah ilmu pengetahuan dan filsafat kuno. Hypatia menjadi profesor matematika dan filsafat di Sekolah Museum Alexandria, salah satu pusat ilmu pengetahuan terkemuka pada masa itu.

Hypatia dikenal karena kontribusinya dalam bidang matematika, astronomi, filsafat, dan ilmu pengetahuan lainnya. Beberapa pencapaiannya antara lain:

1.     Matematika: ia menulis komentar tentang karya Diophantus dan Apollonius dari Perga.

2.     Astronomi: ia membuat perhitungan astronomi dan memperbarui karya Ptolemaeus.

3.     Filsafat: ia mengembangkan pemikiran filsafat Plato dan Aristoteles.

4.     Ilmu Sains: ia membuat Astrolabe, Planeshere (peta bintang/langit), Hydroscope (alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis).

Namun di akhir hidupnya, Hypatia harus menghadapi eksekusi tragis yang dilakukan oleh pemerintahan setempat. Ia meninggal pada tahun 415 M, dibunuh oleh sekelompok orang Kristen yang dipimpin oleh Patriark Cyril dari Alexandria. Kematian Hypatia menandai akhir dari zaman keemasan ilmu pengetahuan dan filsafat di Alexandria.

Ada banyak tuduhan yang menyebabkan Hypatia dieksekusi. Beberapa  di antaranya adalah: (1) mempertanyakan keimanan agama formal; (2) mengkaji female goddesses (paganism); (3) pandangan-pandangan Neo-Platonik; (4) pemikirannya dalam memandang kedudukan tatasurya yang heliosentris; (5) dianggap sebagai wanita tukang sihir.

Tuduhan-tuduhan  tersebut dihembuskan oleh Pendeta Patriark Cyril. Pada masa itu, agama Kristen telah menjadi agama resmi pemerintahan yang wajib diikuti oleh seluruh rakyat. Agama-agama lain dianggap sebagai aliran sesat dan diberantas.

Hypatia adalah seorang wanita yang sangat pintar dan cantik. Konon, kepintarannya  melampaui kepintaran ayahnya dalam bidang matematika, fislafat, dan astronomi. Ia memiliki banyak murid terutama murid laki-laki. Perkuliahannya selalu dipenuhi oleh orang-orang yang datang dari pelosok negeri untuk belajar darinya, baik yang beragama Pagans, maupun agama Kristen.

Karena kecantikannya, beberapa muridnya dikabarkan jatuh cinta kepadanya. Namun, Hypatia mengabaikan semua perasaan itu, karena cintanya sepenuhnya dicurahkan pada ilmu pengetahuan dan kepada Tuhannya. Ada mantan murid yang kemudian berbalik memusuhinya, tetapi banyak pula yang tetap menghormati dan mengaguminya.

Hari-hari Hypatia dihabiskan untuk berbagai penelitian ilmiah dan semua hasil penelitiannya disimpan di Sekolah Museum Alexandria. Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa Hypatia juga sangat mumpuni dalam bidang sastra dan musik. Kepintarannya sungguh luar biasa, bahkan mampu melampaui banyak laki-laki di masanya. Hypatia begitu pintar hingga mampu menghubungkan  dalil Pythagoras dengan hal-hal spiritual yang berkaitan dengan ke-Tuhanan. Namun, justru inilah yang menjadi malapetaka baginya. Tuduhan sebagai wanita tukang sihir pun dilontarkan kepadanya, karena dianggap tidak sejalan dengan kepercayaan yang dominan pada waktu itu..

Berawal dari kepintaran Hypatia yang melampaui banyak kaum laki-laki, namanya pun melambung tinggi. Namun, hal ini yang memicu rasa iri dan dengki dari Pendeta Cyril, seorang guru agama di kota Alexandria. Pendeta Cyril mengeluarkan fatwa sesat terhadap Hypatia, melarangnya untuk mengajar, dan memerintahkannya untuk menghentikan penelitian di berbagai bidang ilmu.

Akhirnya, pada tahun 415 M, Hypatia ditangkap oleh sekelompok orang suruhan Pendeta Cyril. Ia diseret dan disiksa sepanjang jalan. lalu  dibawa ke sebuah pendopo. Di sana, Hypatia dibunuh secara keji dengan cara dimutilasi, dan mayatnya dibakar untuk “menghapus” semua ilmu sihir yang dituduhkan padanya.

 Yang menjadi pertanyaan adalah,  mengapa tidak ada satu orang pun yang menolong Hypatia? Mungkin masyarakat pada saat itu merasa ketakutan terhadap sekelompok orang yang menangkap dan menyeretnya. Kelompok tersebut adalah para suruhan pendeta Cyril, yang berkuasa besar atas kehidupan beragama di kota Alexandria.

Dari kisah Hypatia, kita dapat mengambil hikmah bahwa kecantikan dan kepintaran seseorang tidak selalu menjamin kebahagiaan dan kesuksesan hidup. Buktinya, Hypatia wanita yang sangat pintar, sangat cantik, sangat feminim, memiliki banyak murid, dan  lahir dari keluarga terpandang. Namun, semua itu justru berujung dengan malapetaka di akhir kehidupannya.

Saya kutip beberapa quotes dari Hypatia sebagai pesan moral yang wajib di sampaikan kepada seluruh dunia.

1.     “Reserve your right to think, for even to think wrongly is better than not to think at all.”

(Pertahankan hakmu untuk berpikir, karena bahkan berpikir dengan cara yang salah lebih baik daripada tidak berpikir sama sekali.)

2.     “All formal dogmatic religions are fallacious and must never be accepted by self-respecting persons as final.”

(Semua agama dogmatis itu keliru dan tidak boleh diterima begitu saja oleh orang-orang yang menghargai dirinya sebagai kebenaran yang mutlak.)

3.     “To rule by fettering the mind through fear of punishment in another world is just as base as to use force.”

(Menguasai dengan membelenggu pikiran melalui rasa takut akan hukuman di dunia lain sama rendahnya dengan menggunakan kekerasan.)

4.     “Life is an unfoldment, and the further we travel the more truth we can comprehend. To understand the things that are at our door is the best preparation for understanding those that lie beyond.”

(Hidup adalah sebuah perkembangan, dan semakin jauh kita berjalan, semakin banyak kebenaran yang bisa kita pahami. Memahami hal-hal yang ada di depan kita adalah persiapan terbaik untuk memahami yang ada di luar sana.)

            Itulah beberapa quotes dari Hypatia yang menginspirasi dunia untuk berpikir dan merenungkan berbagai kejadian yang terjadi di muka bumi ini. Terlepas dari apakah kita sepenuhnya memahami atau tidak arah narasi Hypatia yang sebenarnya, pesan-pesannya tetap mengajak kita untuk terus mencari kebenaran dan merenungi makna kehidupan.

          Kematian Hypatia menandai berakhirnya zaman keemasan ilmu pengetahuan dan filsafat di Alexandria. Setelah eksekusi kepada Hypatia, muncul eksekusi-eksekusi lainnya yang menimpa para ilmuwan yang hidup setelahnya. Hypatia dianggap sebagai salah satu tokoh perempuan terpenting dalam sejarah ilmu pengetahuan dan filsafat. Ia juga menjadi simbol perjuangan intelektual melawan dogma. Kisah hidupnya telah diabadikan dalam berbagai karya seni dan sastra, menjadikannya inspirasi yang abadi bagi banyak generasi.

           Sebagai seorang wanita, saya patut bersyukur karena tidak dianugerahi kecantikan dan kepintaran yang luar biasa seperti Hypatia. Sebab, segala sesuatu yang bermakna “terlalu” baik itu kecantikan maupun kepintaran  ternyata dapat membawa kepahitan dan penderitaan dalam hidup.

Bagi para pembaca yang masih penasaran dengan keseluruhan hidup Hypatia, Anda dapat mencari referensi lebih lengkap untuk mengetahui atau mempelajari ajaran-ajaran yang pernah di ajarkannya. Kisah hidup Hypatia juga telah diadaptasi ke dalam sebuah film pada tahun 2009 dengan judul “AGORA”. Meskipun film ini banyak mengandung unsur fiksi dan hanya menggambarkan sebagian kecil kehidupannya, setidaknya AGORA dapat memberikan gambaran tentang kehidupan di masa Hypatia, khususnya di kota Alexandria. (EAS).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SURAT CINTA FILSUF

  https://id.pngtree.com/free-backgrounds-photos/surat-cinta-pictures                Cinta adalah anugerah   terindah yang diberikan oleh Sa...