Sabtu, 04 Januari 2025

Jangan Pernah Menulis

 


https://www.google.com/url?sa=i&url=https

Tanpa disadari setiap hari kita sering melakukan kegiatan tulis-menulis, seperti menulis chat wa/story, menuliskan daftaran hutang/piutang, menulis pada buku diary, menulis komentar di media sosial, menulis surat lamaran pekerjaan, menulis surat kepada seseorang, ataupun yang berprofesi sebagai guru/penddidik sering menuliskan berbagai jenis karya ilmiah, PTK, PTS, Best Practice, jurnal harian siswa, dan yang paling mudah adalah menuliskan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Bahkan ada juga orang yang ketika menghafalkan sesuatu, cara jitunya dengan menuliskan kembali kalimat/hafalan yang sedang dikajinya.

Sebenarnya apa definisi menulis? Saya akan mengutif definisi singkatnya dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Definisi menulis menurut KBBI adalah proses menuangkan maksud, gagasan, opini, dan ide kita ke dalam  rangkaian kalimat. Jadi menulis itu menuangkan segala isi hati dan pikiran pada setiap kata-kata yang akan menjadi kalimat. Apapun itu bentuknya apabila kita sudah menuangkan ide, gagasan, dan isi hati dalam bentuk tulisan dikatakan sebagai kegiatan menulis. Hanya ada pembeda mana kegiatan menulis yang hanya sekadar menuliskan isi hati dan mana menulis yang dijadikan suatu profesi. Apakah Anda dapat membedakannya antara penjelasan pada paragraf di atas?  Saya yakin bisa.

Ternyata, begitu banyak kegiatan menulis yang terjadi sehari-hari dan dilakukan oleh setiap orang. Apalagi untuk seorang penulis buku, penulis artikel, penulis jurnal, kegiatan menulis akan lebih menjadi kegiatan yang sangat serius ditekuninya. Bisa saja kegiatan menulisnya tersebut dijadikan sebagai ladang untuk mencari mata pencaharian yang dapat menghasilkan uang.

Namun sebelum menjadi seorang penulis, kita harus mengetahui ilmu dalam kepenulisan, sering membaca kamus, membaca tulisan orang lain, dan yang terutama melatih keterampilan menulis itu sendiri. Diperlukan komitmen dan konsistensi serta keberanian  dalam kegiatan menulis ini. Adakalanya orang berbakat dalam menulis, tapi enggan menjadi seorang penulis yang konsisten dalam kepenulisan. Ada juga orang yang katakanlah kurang berbakat namun rajin dan konsisten membuat berbagai tulisan, maka dia akan berhasil membuat tulisan yang baik dan disukai oleh pembaca.  

Ada juga orang yang memaksakan dirinya untuk terus berlatih menuliskan sesuatu tentang apapun itu, karena dia mengetahui manfaaat dari menulisnya. Dia pelajari seluk beluk ilmu tentang kepenulisan, belajar secara online maupun offline kepada banyak guru demi mencari ilmu dalam menulis. Karena dengan berguru kepada seorang penulis, kita dapat bimbingan atau motivasi yang tinggi untuk menjadi seorang penulis yang sesungguhnya. Sehingga dengan semua kerja kerasnya dia dapat mengalahkan orang-orang berbakat dalam menulis. Memang ada manfaatnya dari kegiatan menulis?

Sebelum menjelaskan manfaat dari menulis ada baiknya kita menyimak beberapa quote tentang menulis dari tokoh-tokoh yang sangat luar biasa, mereka adalah Imam Al-Gazhali, Ali Bin Abi Thalib, dan Pramoediya Ananta Toer.

1.   Menurut Imam Al – Gazhali

Jika kau bukan anak raja ataupun anak ulama besar maka jadilah seorang penulis

2.   Menurut Ali Bin Abi Thalib.

Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan mebahagiakan dirimu di akhirat kelak.

3.   Menurut  Pramoediya Ananta Toer

Karena kau menulis, suaramu takan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.

Dari ketiga quote di atas, terlihat sekali betapa pentingnya menulis bagi kita selaku umat manusia. Dan tokoh-tokoh yang menganjurkan agar kita menulis bukan hanya mereka saja. Kebetulan saya tuliskan hanya dari  tiga tokoh yang paling saya sukai. Begitu pentingnya kegiatan menulis ini, sehingga banyak tokoh dari dalam dan luar negeri untuk memberikan wejangan/quote pada kita semua. Berarti kegiatan menulis itu mempunyai banyak manfaat dan faedahnya bagi orang yang sering menulis.

Diantara manfaat menulis adalah; agar kita terus berfikir dan belajar, menjaga kesehatan mental dan spiritual, agar tidak cepat pikun, menjadikan hati bahagia, memberikan inspirasi  dan motivasi pada orang lain, memberikan hiburan pada penulis dan pembaca, dikenal/dikenang banyak orang melalui tulisannya, dapat dijadikan sebagai mata pencaharian, dan masih banyak lagi.

Melihat beberapa manfaat saja, hati banyak orang sudah tergiur untuk menuliskan sesuatu. Setelah tergiur, kita akan berpikir lagi; Apa yang harus dituliskan? Bagaimana cara menuliskannya? Bagaimana membuat tulisan yang bagus menurut orang lain? Dan banyak lagi yang kita pikirkan akhirnya tak jadi kita menulisnya. Padahal ilmu menulis sudah kita dapatkan dari sejak bangku sekolah dasar sampai perguruan tinggi, apalagi yang mengambil jurusan bahasa (bahasa apapun). Penyakitnya adalah lupa dan lupa lagi, itu juga yang terjadi pada diri saya pribadi.

Ada gejolak yang dirasakan dalam diri saya ketika sering membaca tulisan orang lain. Timbul banyak pertanyaan yang salah satunya adalah:  mengapa orang lain pandai menulis? Bila orang lain bisa pandai menulis maka sayapun kemungkinan besar bisa mengikutinya. Dan setelah saya pelajari, ternyata untuk menjadi pandai menulis atau seorang penulis jurusnya hanya ada satu silakan menulis saja secara langsung, apapun itu tulisannya, jangan takut dan malu dengan tulisan sendiri. Walaupun di sisi lain, kita merasa minder bila membandingkan hasil tulisan kita dengan tulisan para penulis handal.

Hal itulah yang sering menjadi penghalang bagi para penulis pemula, teralu banyak membandingkan dengan tulisan penulis handal. Seharusnya kita berpikir, wajar saja tulisan kita masih semrawut tak karu-karuan berbeda jauh dengan para penulis handal karena berbeda jam terbangnya. Kita masih berada di dunia hayal/imajinasi dan teori, mereka sudah terlebih dulu menuangkan semua ide dan gagasannya dalam sebuah tulisan dan melakukannya secara terus menerus. Hasilnya, tidak dipungkiri tulisan kita “apa adanya”, tulisan penulis handal ya “ada apanya”.

Lucu memang, bila kita berhayal menjadi seorang penulis handal tapi kita enggan melakukan proses kerja kerasnya. Ada banyak orang di sekitar saya yang mumpuni dalam kepenulisan, mereka punya bakat, punya banyak wawasan dan pengalamn yang akan bagus bila di tuangkan dalam sebuah tulisan. Namun enggan atau malas menuliskannya dengan alasan sangat sibuk. Semua orang sama sibuk dan tak punya waktu luang untuk menulis. Jangankan untuk menulis untuk pergi bekerja pun sangat malas kalau tidak berpikir bahwa itu kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai pekerja. Yang perlu diingat adalah bukan kita mencari waktu luang, karena sampai kapanpun tidak akan pernah menemukannya, yang ada luangkanlah waktu untuk menulis barulah terjadi proses menulis.

Setelah meluangkan waktu untuk menulis, melakukannya setiap saat, memadukan antar kata demi kata, merangkai kata menjadi kalimat, dan akhirnya terciptanya sebuah paragraf sudah sangat luar biasa sekali. Dan setelahnya akan terasa sekali beberapa manfaat dari menulis bahkan banyak manfaat lain yang tidak saya tuliskan yang akan kita rasakan. Muncul lagi pertanyaan, setelah banyak tulisan menumpuk dikemanakan tulisan itu? Jawabannya dipublikasikan melalui medsos, atau jadikan menjadi sebuah buku, agar tulisan atau ide kita dapat dibaca dan dirasakan juga manfaatnya oleh orang lain.

Buku-buku yang sudah kita terbitkan dan dicetak, bisa membawa kebahagiaan yang sangat mendalam bagi jiwa kita. Selain bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga juga bagi orang banyak. Saya tidak mewajibkan para pembaca tulisan ini menjadi seorang penjual buku, karena fokusnya bukan ke arah itu. Saya ingat ketika membukukan hasil tulisan saya yang pertama, betapa senang dan bahagianya, dan itu juga yang dirasakan ketika buku-buku selanjutnya terbit dan dibaca oleh banyak orang. Ada kepuasan jiwa yang tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata. Saya dapat mengabadikan nama dan ide di buku-buku, dengan kata lain saya dapat melawan kefanaan dunia ini.

Nah, para sahabatku jika Anda semua tidak mau mendapatkan semua manfaat dari menulis jangan pernah menulis apapun. Biaskanlah semua cerita hidup Anda dalam kehampaan dan kesunyian malam. Biarkanlah dunia menghapus nama dan wajah Anda untuk selamanya. Dan semua orang tidak akan pernah tahu kalau Anda pernah hidup, pernah dicintai ataupun pernah mencintai. Tidak ada kenangan apapun yang Anda berikan bagi anak cucu kelak. Maaf Anda akan segera dilupakan dan tergantikan oleh yang lainnya! Dunia tidak akan ingat siapa Anda!. (EAS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEOPLE PLEASER

  https://www.its.ac.id/news/2024/05/05/people-pleaser-upaya-semu-menyenangkan-semua-orang Tulisan kali ini akan membahas tentang People Ple...