https://www.google.com/url?sa=i&url=https
Tanpa
disadari setiap hari kita sering melakukan kegiatan tulis-menulis, seperti
menulis chat wa/story, menuliskan daftaran hutang/piutang,
menulis pada buku diary, menulis komentar di media sosial, menulis surat
lamaran pekerjaan, menulis surat kepada seseorang, ataupun yang berprofesi
sebagai guru/penddidik sering menuliskan berbagai jenis karya ilmiah, PTK, PTS,
Best Practice, jurnal harian siswa, dan yang paling mudah adalah
menuliskan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Bahkan ada juga orang
yang ketika menghafalkan sesuatu, cara jitunya dengan menuliskan kembali
kalimat/hafalan yang sedang dikajinya.
Sebenarnya
apa definisi menulis? Saya akan mengutif definisi singkatnya dari KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Definisi menulis menurut KBBI adalah proses
menuangkan maksud, gagasan, opini, dan ide kita ke dalam rangkaian kalimat. Jadi menulis itu menuangkan
segala isi hati dan pikiran pada setiap kata-kata yang akan menjadi kalimat. Apapun
itu bentuknya apabila kita sudah menuangkan ide, gagasan, dan isi hati dalam
bentuk tulisan dikatakan sebagai kegiatan menulis. Hanya ada pembeda mana
kegiatan menulis yang hanya sekadar menuliskan isi hati dan mana menulis yang
dijadikan suatu profesi. Apakah Anda dapat membedakannya antara penjelasan pada
paragraf di atas? Saya yakin bisa.
Ternyata,
begitu banyak kegiatan menulis yang terjadi sehari-hari dan dilakukan oleh
setiap orang. Apalagi untuk seorang penulis buku, penulis artikel, penulis
jurnal, kegiatan menulis akan lebih menjadi kegiatan yang sangat serius
ditekuninya. Bisa saja kegiatan menulisnya tersebut dijadikan sebagai ladang untuk
mencari mata pencaharian yang dapat menghasilkan uang.
Namun
sebelum menjadi seorang penulis, kita harus mengetahui ilmu dalam kepenulisan,
sering membaca kamus, membaca tulisan orang lain, dan yang terutama melatih
keterampilan menulis itu sendiri. Diperlukan komitmen dan konsistensi serta
keberanian dalam kegiatan menulis ini. Adakalanya
orang berbakat dalam menulis, tapi enggan menjadi seorang penulis yang
konsisten dalam kepenulisan. Ada juga orang yang katakanlah kurang berbakat namun
rajin dan konsisten membuat berbagai tulisan, maka dia akan berhasil membuat
tulisan yang baik dan disukai oleh pembaca.
Ada juga
orang yang memaksakan dirinya untuk terus berlatih menuliskan sesuatu tentang
apapun itu, karena dia mengetahui manfaaat dari menulisnya. Dia pelajari seluk
beluk ilmu tentang kepenulisan, belajar secara online maupun offline
kepada banyak guru demi mencari ilmu dalam menulis. Karena dengan berguru
kepada seorang penulis, kita dapat bimbingan atau motivasi yang tinggi untuk menjadi
seorang penulis yang sesungguhnya. Sehingga dengan semua kerja kerasnya dia
dapat mengalahkan orang-orang berbakat dalam menulis. Memang ada manfaatnya
dari kegiatan menulis?
Sebelum
menjelaskan manfaat dari menulis ada baiknya kita menyimak beberapa quote
tentang menulis dari tokoh-tokoh yang sangat luar biasa, mereka adalah Imam
Al-Gazhali, Ali Bin Abi Thalib, dan Pramoediya Ananta Toer.
1.
Menurut Imam Al
– Gazhali
Jika kau bukan anak raja ataupun anak ulama besar maka jadilah
seorang penulis
2.
Menurut Ali Bin
Abi Thalib.
Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang
akan mebahagiakan dirimu di akhirat kelak.
3.
Menurut Pramoediya Ananta Toer
Karena kau menulis, suaramu takan padam ditelan angin, akan abadi,
sampai jauh, jauh di kemudian hari.
Dari
ketiga quote di atas, terlihat sekali betapa pentingnya menulis bagi
kita selaku umat manusia. Dan tokoh-tokoh yang menganjurkan agar kita menulis
bukan hanya mereka saja. Kebetulan saya tuliskan hanya dari tiga tokoh yang paling saya sukai. Begitu pentingnya
kegiatan menulis ini, sehingga banyak tokoh dari dalam dan luar negeri untuk
memberikan wejangan/quote pada kita semua. Berarti kegiatan menulis itu mempunyai
banyak manfaat dan faedahnya bagi orang yang sering menulis.
Diantara
manfaat menulis adalah; agar kita terus berfikir dan belajar, menjaga kesehatan
mental dan spiritual, agar tidak cepat pikun, menjadikan hati bahagia,
memberikan inspirasi dan motivasi pada
orang lain, memberikan hiburan pada penulis dan pembaca, dikenal/dikenang
banyak orang melalui tulisannya, dapat dijadikan sebagai mata pencaharian, dan
masih banyak lagi.
Melihat
beberapa manfaat saja, hati banyak orang sudah tergiur untuk menuliskan
sesuatu. Setelah tergiur, kita akan berpikir lagi; Apa yang harus dituliskan? Bagaimana
cara menuliskannya? Bagaimana membuat tulisan yang bagus menurut orang lain? Dan
banyak lagi yang kita pikirkan akhirnya tak jadi kita menulisnya. Padahal ilmu
menulis sudah kita dapatkan dari sejak bangku sekolah dasar sampai perguruan
tinggi, apalagi yang mengambil jurusan bahasa (bahasa apapun). Penyakitnya adalah
lupa dan lupa lagi, itu juga yang terjadi pada diri saya pribadi.
Ada gejolak
yang dirasakan dalam diri saya ketika sering membaca tulisan orang lain. Timbul
banyak pertanyaan yang salah satunya adalah: mengapa orang lain pandai menulis? Bila orang
lain bisa pandai menulis maka sayapun kemungkinan besar bisa mengikutinya. Dan setelah
saya pelajari, ternyata untuk menjadi pandai menulis atau seorang penulis
jurusnya hanya ada satu silakan menulis saja secara langsung, apapun itu
tulisannya, jangan takut dan malu dengan tulisan sendiri. Walaupun di sisi
lain, kita merasa minder bila membandingkan hasil tulisan kita dengan tulisan para
penulis handal.
Hal itulah
yang sering menjadi penghalang bagi para penulis pemula, teralu banyak
membandingkan dengan tulisan penulis handal. Seharusnya kita berpikir, wajar saja
tulisan kita masih semrawut tak karu-karuan berbeda jauh dengan para penulis
handal karena berbeda jam terbangnya. Kita masih berada di dunia hayal/imajinasi
dan teori, mereka sudah terlebih dulu menuangkan semua ide dan gagasannya dalam
sebuah tulisan dan melakukannya secara terus menerus. Hasilnya, tidak
dipungkiri tulisan kita “apa adanya”, tulisan penulis handal ya “ada apanya”.
Lucu
memang, bila kita berhayal menjadi seorang penulis handal tapi kita enggan
melakukan proses kerja kerasnya. Ada banyak orang di sekitar saya yang mumpuni
dalam kepenulisan, mereka punya bakat, punya banyak wawasan dan pengalamn yang
akan bagus bila di tuangkan dalam sebuah tulisan. Namun enggan atau malas
menuliskannya dengan alasan sangat sibuk. Semua orang sama sibuk dan tak punya
waktu luang untuk menulis. Jangankan untuk menulis untuk pergi bekerja pun
sangat malas kalau tidak berpikir bahwa itu kewajiban dan tanggung jawab kita
sebagai pekerja. Yang perlu diingat adalah bukan kita mencari waktu luang,
karena sampai kapanpun tidak akan pernah menemukannya, yang ada luangkanlah waktu
untuk menulis barulah terjadi proses menulis.
Setelah
meluangkan waktu untuk menulis, melakukannya setiap saat, memadukan antar kata
demi kata, merangkai kata menjadi kalimat, dan akhirnya terciptanya sebuah paragraf
sudah sangat luar biasa sekali. Dan setelahnya akan terasa sekali beberapa
manfaat dari menulis bahkan banyak manfaat lain yang tidak saya tuliskan yang
akan kita rasakan. Muncul lagi pertanyaan, setelah banyak tulisan menumpuk
dikemanakan tulisan itu? Jawabannya dipublikasikan melalui medsos, atau jadikan
menjadi sebuah buku, agar tulisan atau ide kita dapat dibaca dan dirasakan juga
manfaatnya oleh orang lain.
Buku-buku
yang sudah kita terbitkan dan dicetak, bisa membawa kebahagiaan yang sangat
mendalam bagi jiwa kita. Selain bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga juga
bagi orang banyak. Saya tidak mewajibkan para pembaca tulisan ini menjadi seorang
penjual buku, karena fokusnya bukan ke arah itu. Saya ingat ketika membukukan
hasil tulisan saya yang pertama, betapa senang dan bahagianya, dan itu juga yang
dirasakan ketika buku-buku selanjutnya terbit dan dibaca oleh banyak orang. Ada
kepuasan jiwa yang tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata. Saya dapat
mengabadikan nama dan ide di buku-buku, dengan kata lain saya dapat melawan
kefanaan dunia ini.
Nah,
para sahabatku jika Anda semua tidak mau mendapatkan semua manfaat dari menulis
jangan pernah menulis apapun. Biaskanlah semua cerita hidup Anda dalam
kehampaan dan kesunyian malam. Biarkanlah dunia menghapus nama dan wajah Anda
untuk selamanya. Dan semua orang tidak akan pernah tahu kalau Anda pernah hidup,
pernah dicintai ataupun pernah mencintai. Tidak ada kenangan apapun yang Anda
berikan bagi anak cucu kelak. Maaf Anda akan segera dilupakan dan tergantikan
oleh yang lainnya! Dunia tidak akan ingat siapa Anda!. (EAS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar