Kimia
berasal dari Bahasa Arab, yaitu kimiya, yang artinya perubahan benda/zat. Kimia
juga berasal dari Bahasa Yunani (khemia) yang diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala
atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk
membentuk yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat
dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut
pada tingkat makroskopik. Secara umum, kimia dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari suatu benda/zat/materi yang meliputi komposisi,
struktur, sifat, perubahannya serta energi yang menyertai perubahannya.
Ilmu
kimia adalah ilmu yang berlandaskan percobaan atau eksperimen. Oleh karena itu,
pembelajaran kimia di sekolah harus disertai percobaan berupa praktikum di
laboratorium. Praktikum yang dilakukan merupakan mata rantai yang menghubungkan
antara: (1) apresiasi aspek estetika dari ilmu kimia; (2) membangkitkan
keingintahuan terhadap ilmu kimia; (3) mengenal dengan baik zat-zat yang umum
dan reaksinya; (4) siswa aktif berpartisipasi; (5) mengembangkan dari keadaan
konkret ke hal abstrak; (6) memberikan pengalaman yang sangat bermakna bagi
siswa dalam mengeksplorasi ilmu terapan; (7) mematangkan konsep kimia dengan
keadaan nyatanya.
Alasan
lainnya, harus melaksanakan kegiatan praktikum adalah hampir secara keseluruhan
materi ilmu kimia bersifat abstrak. Suatu hal yang abstrak tidak bisa dipahami
dengan cepat tanpa bantuan visualisasi dari suatu praktikum di laboratorium. Dengan
adanya praktikum, para siswa dapat lebih cepat mengerti secara menyeluruh dari
materi kimia. Selain materinya bersifat abstrak, juga banyak reaksi-reaksi yang
terjadi pada unsur, molekul, dan senyawa kimia yang membutuhkan pembuktian melalui
praktikum. Dalam kegiatan praktikum, siswa harus belajar mengukur massa zat dan
unsur secara kuantitatif agar dapat mengaplikasikan pengukuran tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam
melaksanakan praktikum di laboratorium tentunya kita harus mempersiapkan semua
alat dan bahan yang akan digunakan pada setiap praktikumnya. Nah, saya
memperkenalkan suatu alat untuk melaksanakan praktikum kimia. Namanya KIT 13
UGA. KIT 13 adalah prototipe dari alat yang digunakan untuk membuat asam sulfat
pada suatu pabrik kimia. Melalui KIT 13 ini, semua siswa pada kelas 10, 11,
maupun kelas 12 dapat berkolaborasi dalam melakukan praktikum. Ada sekitar sebelas
materi yang terhubung dari praktikum dengan menggunakan KIT 13. Empat materi
yang berhubungan dengan kelas 10, empat materi berhubungan dengan kelas 11, dan
tiga materi berhubungan dengan kelas 12.
Materi
kelas 10 yang bisa dipelajari pada KIT 13 yaitu hakikat ilmu kimia, ikatan
kimia, larutan elektrolit dan larutan non elektrolit, metode ilmiah dan
keselamatan kerja di lab, serta reaksi reduksi- oksidasi. Sedangkan materi
kelas 11 adalah termokimia, kesetimbangan kimia, konsep asam-basa, dan laju
reaksi. Dan yang terakhir, materi di kelas 12 adalah kimia unsur, reaksi
reduksi-oksidasi lanjutan, dan unsur-unsur periode ketiga.
Sedikit
ilustrasi mengenai asal mula pembuatan KIT ini. KIT 13 UGA adalah KIT yang ke-13
yang dibuat oleh Bapak Uga Patriajasa, M.Pd. Beliau adalah ketua umum
KKTI (Komunitas Kimia Terapan Indonesia). Beliau yang sering mengajak semua
guru-guru kimia untuk melaksanakan praktikum dalam pembelajaran kimia agar
dapat lebih memahamkan para siswa. Sedangkan yang menuliskan menjadi sebuah
buku adalah saya sendiri (Euis Ani Supriatni), dengan tujuan buku ini
dapat dijadikan panduan guru kimia dalam mengaitkan materi yang bisa dipelajari
dalam KIT 13. Judul bukunya adalah “Belajar Kimia Asyik dengan KIT UGA 13.”
dan diterbitkan serta dicetak oleh penerbit Balai Pustaka Jakarta tahun 2021.
KIT
ini dibuat untuk membantu para guru kimia yang membutuhkan praktikum kimia yang
tidak hanya berisi satu materi. Dalam KIT 13, guru dan siswa bisa mempelajari
materi-materi kimia yang terhubung dari kelas 10 sampai dengan kelas 12. Dengan
memiliki KIT 13, guru kimia di kelas manapun dapat menggunakannya sebagai alat
peraga dalam mengajarkan materi kimia kepada siswanya. Sebenarnya sangat sulit
dalam membuat atau merangkai suatu alat peraga untuk praktikum kimia, Namun, dengan
inovasi, kreativitas, dan pemikiran yang mendalam dari Bapak Uga Patriajasa,
maka terciptalah KIT 13. Hal ini saya anggap sebagai satu terobosan yang
penting dalam kemajuan ilmu kimia sebagai ilmu terapan.
Guru-guru kimia dimanapun berada dapat melaksanakan proses pembelajaran praktikum kimia dengan mudah. Alat peraga berupa KIT-nya sudah ada, dan dilengkapi dengan bukunya. Apabila merasa tidak sanggup untuk langsung mepraktikkannya, dapat dicicil dengan melakukan satu per satu praktikum yang dibagi ke dalam beberapa LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Video tutorialnya berupa link YuoTube sudah tersedia dalam buku, dan diklat-diklat tentang penggunaan KIT 13 sering dilaksanakan secara online maupun offline oleh KKTI.
Pembuatan
asam sulfat dengan KIT 13 ini, tidak seperti pembuatan asam sulfat menurut
proses kontak di pabrik kimia. Asam sulfat yang dibuat adalah dari reaksi
unsur-unsurnya yaitu dari reaksi unsur belerang dan gas oksigen. Di mana gas
oksigen pun dibuat terlebih dahulu dari reaksi dekomposisi senyawa peroksida.
Dengan melihat, memahami, dan mempraktikkan pembuatan asam sulfat dari semua
unsur-unsurnya, siswa akan mendapatkan pengalaman yang paling berharga. Mereka
akan terus mencari tahu hubungan semu konsep materinya, memahami kelebihan dan
kelemahan dari alat peraga tersebut, dan tentunya akan meningkatkan motivasi serta
keaktifan dalam belajar kimia. Bisa saja suatu hari nanti mereka merasa
terinspirasi untuk membuat alat peraga berupa alat prototipe dari alat-alat
yang ada di pabrik-pabrik kimia.
Selain
pembuatan asam sulfat, KIT 13 ini juga bisa dijadikan alat peraga pembuatan
asam fosfat dan asam karbonat dari unsur-unsurnya. Lengkap dan praktis KIT 13 serta
cocok untuk dijadikan alat peraga dalam pembelajaran kimia di sekolah menengah
atas (SMA). Saya sebagai guru kimia penulis bukunya dan memiliki KIT 13 UGA
ini, merasa bahagia, senang, termotivasi dan lebih percaya diri ketika
berhadapan dengan para siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Semoga
semua manfaat yang diberikan oleh KIT 13 UGA beserta buku panduannya, dapat
dipetik oleh seluruh guru kimia di Indonesia. Terima kasih kepada Bapak Uga
Patriajasa, M.Pd. yang telah menyumbangkan ilmu serta pemikirannya dalam
memajukan pendidikan di Indonesia. Jazakallahu khairon katsir. (EAS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar